SELAMAT DATANG DI BLOG ARDI SETIA

Kamis, 12 September 2013

Komposisi: Deiksis dalam Bahasa Indonesia

DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

I.       PENGERTIAN DEIKSIS
Deiktikos bahasa Yunani dari deiksis,yang berarti hal penunjukkan secara langsung.  Pengertian deiksis adalah gejala semantis yang terdapat pada kata atau konstruksi yang hanya dapat ditafsirkan acuannya dengan memperhitungkan situasi pembicaraan (Alwi, Hasan et all, 1998:42).
(1)   Kamu harus pulang sekarang.
(2)   Tarif angkutan naik semua sekarang.
(3)   Sekarang pemalsuan uang terjadi dimana-mana.
Pada kalimat (1) sekarang merujuk ke jam atau menit. Pada kalimat (2) cakupannya lebih luas, mungkin sejak minggu lalu sampai hari ini.  Pada kalimat (3) cakupannya lebih luas lagi, mungkin berbulan-bulan dan tidak mustahil bertahun-tahun.
Tidak hanya merujuk pada waktu, deiksis juga merujuk pada hal lain seperti tempat, persona dan semua hal yang mengacu pada situasi pembicaraan.
(1)   tidurlah kamu di sana.
(2)   Di sana parkir mobil.
(3)   (Semarang sangat padat penduduknya) Di sana masyarakat harus hidup dengan rukun.
Frasa di sana pada kalimat (1) mengacu pada tempat tidur. Pada kalimat (2) acuannya lebih luas yaitu sebuah tempat parkir mobil. Pada kalimat (3) ruang lingkupnya Semarang.
Verhaar (1977) menerjemahkan istilah utterance external dengan kata luar ujaran. Anton M. Moeliona (komunikasi pribadi) : kata ujaran dipakai untuk menterjemahkan kata speech dan kata tuturan untuk menterjemahkan utterance.
II.    Deiksis Luar Tuturan (Eksofora)
Deiksis luar tuturan mencakup bidang semantik lokal. Bidang bahasan dieksis luar tuturan adalah makna kata yang ditimbulkan dalam susunan sebuah kalimat.  Macam-macam dieksis luar tuturan yaitu:

A.     Deiksis Persona
Deiksis yang diungkapkan mengenai persona, yaitu :
1.      Kata ganti persona pertama
a.       aku
Kata aku hanya dipakai dalam situasi informal, misalnya diantara dua peserta tindak ujaran yang sudah akrab hubungannya.
b.      Saya
Kata saya dapat dipergunakan dalam situasi formal, misalnya dalam pidato, ceramah, kuliah, atau dua peserta tindak ujaran yang belum saling mengenal.

2.      Kata ganti persona kedua
engkau dan kamu
Kata di atas dipergunakan untuk peserta ujaran yang sudah akrab hubungannya, atau dipakai oleh orang yang mempunyai status sosial lebih tinggi untuk menyapa lawan bicara yang berstatus sosial lebih rendah.
3.      Kata ganti persona ketiga
a.       Bentuk persona ketiga (ia ,dia, beliau)
Kata beliau dipakai dalam sebutan ketakziman.
b.      Bentuk persona ketiga jamak yaitu mereka.
Kata mereka dapat dirangkai dengan kata sekalian sehingga menjadi mereka sekalian. Kata sekalian juga dapat dirangkaikan dengan kata ganti persona kedua untuk menunjukkan jamak, yaitu kamu sekalian atau kalian.
4.      Konstruksi verbal di- dan bentuk persona
Konstruksi verba di- dapat diikuti persona ketiga. Sedangkan bentuk persona pertama dan kedua tidak dapat mengikuti konstruksi verba di-
a.       Kaset ini sudah diputar (oleh) Rudi
b.      Kaset ini sudah diputar olehnya
c.       Kaset ini sudah diputar oleh saya *
d.      Kaset ini telah diputar oleh kamu *
5.      Sifat khas leksem persona dalam Bahasa Indonesia
a.       Leksem persona dapat dirangkaikan dengan kata demonstrative ini, itu.
b.      Bentuk terikat persona, yang berada dalam konstruksi posesif, dapat pula dirangkaikan dengan kata ini, itu.
c.       Kata ganti persona dapat direduplukasikan. Dipergunakan untuk memberikan warna emosi negative (kejengkelan, kejemuan), atau depresiatif.
B.     Deiksis Ruang
1.      Leksem bukan verba yang tidak dieksis

a.       Leksem ruang seperti jauh, dekat, tinggi, pendek ada yang bersifat deiksis.

Selengkapnya Download FILE di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Printfriendly