DEIKSIS
DALAM BAHASA INDONESIA
I.
PENGERTIAN
DEIKSIS
Deiktikos
bahasa
Yunani dari deiksis,yang berarti hal penunjukkan secara langsung. Pengertian deiksis adalah gejala semantis
yang terdapat pada kata atau konstruksi yang hanya dapat ditafsirkan acuannya
dengan memperhitungkan situasi pembicaraan (Alwi, Hasan et all, 1998:42).
(1) Kamu
harus pulang sekarang.
(2) Tarif
angkutan naik semua sekarang.
(3) Sekarang pemalsuan uang terjadi
dimana-mana.
Pada kalimat (1) sekarang merujuk ke jam atau menit. Pada
kalimat (2) cakupannya lebih luas, mungkin sejak minggu lalu sampai hari
ini. Pada kalimat (3) cakupannya lebih
luas lagi, mungkin berbulan-bulan dan tidak mustahil bertahun-tahun.
Tidak hanya merujuk
pada waktu, deiksis juga merujuk pada hal lain seperti tempat, persona dan
semua hal yang mengacu pada situasi pembicaraan.
(1) tidurlah
kamu di sana.
(2) Di sana parkir mobil.
(3) (Semarang
sangat padat penduduknya) Di sana masyarakat
harus hidup dengan rukun.
Frasa di sana pada kalimat (1) mengacu pada
tempat tidur. Pada kalimat (2) acuannya lebih luas yaitu sebuah tempat parkir
mobil. Pada kalimat (3) ruang lingkupnya Semarang.
Verhaar (1977)
menerjemahkan istilah utterance external
dengan kata luar ujaran. Anton M. Moeliona (komunikasi pribadi) : kata ujaran
dipakai untuk menterjemahkan kata speech dan kata tuturan untuk menterjemahkan utterance.
II.
Deiksis
Luar Tuturan (Eksofora)
Deiksis
luar tuturan mencakup bidang semantik lokal. Bidang bahasan dieksis luar
tuturan adalah makna kata yang ditimbulkan dalam susunan sebuah kalimat. Macam-macam dieksis luar tuturan yaitu:
A.
Deiksis Persona
Deiksis
yang diungkapkan mengenai persona, yaitu :
1.
Kata ganti persona pertama
a.
aku
Kata aku hanya dipakai dalam situasi
informal, misalnya diantara dua peserta tindak ujaran yang sudah akrab
hubungannya.
b.
Saya
Kata saya dapat dipergunakan dalam situasi
formal, misalnya dalam pidato, ceramah, kuliah, atau dua peserta tindak ujaran
yang belum saling mengenal.
2.
Kata ganti persona kedua
engkau dan kamu
Kata di atas dipergunakan untuk
peserta ujaran yang sudah akrab hubungannya, atau dipakai oleh orang yang
mempunyai status sosial lebih tinggi untuk menyapa lawan bicara yang berstatus
sosial lebih rendah.
3.
Kata ganti persona ketiga
a.
Bentuk persona ketiga (ia ,dia, beliau)
Kata beliau dipakai dalam sebutan ketakziman.
b.
Bentuk persona ketiga jamak yaitu
mereka.
Kata mereka dapat dirangkai dengan kata sekalian sehingga menjadi mereka sekalian. Kata sekalian juga dapat dirangkaikan dengan
kata ganti persona kedua untuk menunjukkan jamak, yaitu kamu sekalian atau kalian.
4.
Konstruksi verbal di- dan bentuk persona
Konstruksi
verba di- dapat diikuti persona
ketiga. Sedangkan bentuk persona pertama dan kedua tidak dapat mengikuti
konstruksi verba di-
a.
Kaset ini sudah diputar (oleh) Rudi
b.
Kaset ini sudah diputar olehnya
c.
Kaset ini sudah diputar oleh saya
*
d.
Kaset ini telah diputar oleh kamu
*
5.
Sifat khas leksem persona dalam
Bahasa Indonesia
a.
Leksem persona dapat dirangkaikan
dengan kata demonstrative ini, itu.
b.
Bentuk terikat persona, yang
berada dalam konstruksi posesif, dapat pula dirangkaikan dengan kata ini, itu.
c.
Kata ganti persona dapat
direduplukasikan. Dipergunakan untuk memberikan warna emosi negative
(kejengkelan, kejemuan), atau depresiatif.
B.
Deiksis Ruang
1.
Leksem bukan verba yang tidak
dieksis
a.
Leksem ruang seperti jauh, dekat, tinggi, pendek ada yang
bersifat deiksis.
Selengkapnya Download FILE di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar