SELAMAT DATANG DI BLOG ARDI SETIA

Minggu, 15 Desember 2013

Penyuluhan Bahasa: Pemakaian Kata tetapi, sedang, dan sedangkan

Pemakaian Kata tetapi, sedang, dan sedangkan
Dalam berbagai tulisan, seseorang sering memakai kata tetapi atau sedang. Bahkan, tidak jarang seseorang memakai kata sedangkan. Akan tetapi, masyarakat masih banyak yang kurang memahami kaidah atas kata tetapi, sedang, dan sedangkan tersebut. Di samping itu, masyarakat juga sering menemukan pemakaian kata karena, jika, kalau, namun, dan sebagainya secara tidak benar. Akan tetapi, pada kesempatan ini, penulis membatasi diri untuk membahas pemakaian kata tetapi dan sedang. Jika dimungkinkan, penulis juga  akan menyinggung sekilas pemakaian kata sedangkan. Sementara itu, kata karena, jika, kalau, dan namun akan diperbincangkan pada artikel yang lainnya.
Sebelum menjelaskan kaidah pemakaian kata tetapi dan sedang, berikut saya catatkan contoh pemakaian kedua kata itu. Kalimat-kalimat di bawah ini dikutip dari media massa sehingga merupakan contoh riil dari pemakaian kata tetapi dan sedang itu dalam masyarakat. Marilah kita simak secara bersama-sama!

1. Tetapi, semua operasional partai dijalankan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Budhisantosa.
2. Sedang untuk DPD, Dian Sastro menjadi pilihan utama.
3. Sedangkan korban luka patah tangan di antaranya Ali, Wati, dan beberapa orang lainnya.
4. Sedangkan pengamat militer Juanda mengatakan ada dua kemungkinan yang akan diambil SBY.
5. Sedang terdakwa telah menerima putusan itu dengan ikhlas.
6. Tetapi masalah tersebut belum dianggap selesai.
7. Ia anak nakal tetapi jarang mencuri atau merugikan orang lain.


Pembaca yang terhormat, kita mengetahui bahwa kata tetapi dan sedangkan termasuk dalam konjungsi intrakalimat. Maksudnya, kata tetapi dan sedang (termasuk sedangkan) dipakai untuk menghubungkan informasi pertama dan kedua. Kata tetapi menyatakan hubungan yang bersifat perlawanan atau kebalikan. Hal itu tidak jauh dengan fungsi kata atau konjungsi intrakalimat sedang atau sedangkan. Sebagai kata yang menghubungkan dua informasi dalam sebuah kalimat, kata tetapi dan sedang (dan sedangkan) selalu berposisi di tengah kalimat. Dengan demikian, dapat disimpulkan semua kalimat yang menempatkan kata tetapi dan sedang (termasuk sedangkan) di awal kalimat tidak dapat dibenarkan. Jadi, konjungsi intrakalimat harus ditempatkan di tengah kalimat. Hal itu berbeda dengan penghubung antarkalimat. Ungkapan atau kata penghubung antarkalimat selalu berposisi di awal kalimat kedua (berfungsi menghubungkan informasi kalimat sebelumnya dengan kalimat berikutnya), sebagai contoh adalah kata Maka dari itu, …; Oleh sebah itu, …; Dengan demikian, …, dan sebagainya. 
Pertama, kata tetapi disebut konjungsi intrakalimat yang menyatakan hubungan perlawanan. Pernyataan perlawanan itu ada yang berupa penguatan, perlawanan terhadap implikasi, dan perlawanan yang menyatakan penguatan. Sementara itu, kata sedang atau sedangkan (keduanya dapat saling menggantikan) merupakan penghubung informasi intrakalimat yang menyatakan penjumlahan yang berupa pertentangan. Akan tetapi, yang pasti kedua kata itu berposisi di tengah kalimat karena berfungsi sebagai penghubung informasi. Kedua, pembaca harus juga mempertimbangkan kaidah penulisan kalimat yang mengandung konjungsi intrakalimat tersebut. Sesuai kaidah ejaan, sebelum kata tetapi atau sedang (dan sedangkan) haruslah dibubuhi tanda koma. Dengan demikian, semua kalimat di atas dapat disebut sebagai kalimat yang tidak baku karena menempatkan kata tetapi, sedang, dan sedangkan di awal kalimat dan tidak memakai tanda baca yang semestinya (bukankah kata-kata itu bukan penghubung antarkalimat?). 
Pembaca disilakan memperbaiki kalimat di atas sehingga menjadi kalimat yang baik. Selanjutnya, berikut disajikan kutipan kalimat yang memakai kata tetapi, sedang, dan sedangkan secara benar sebagai bekal bagi pembaca untuk memperbaiki kalimat contoh 1—7 di atas.

(1) Para undangan sudah datang, sedang persiapan pesta belum selesai.
(2) Orang itu langsung saja menyampaikan kritik pedas, sedangkan ia tidak memahami persoalan yang semestinya.
(3) Hal itu bukan hanya masalah politik, tetapi juga masalah kemanusiaan.
(4) Keluarga itu bukan hanya korban pembunuhan, tetapi juga korban perampokan.
(5) Ia sudah berkerja keras, tetapi hidupnya tetap miskin.
(6) Ia menjadi pejabat penting, sedangkan saudaranya tetap tinggal di pelosok sebagai buruh tani.

Nah, sekarang pembaca memiliki bekal cara menuliskan konjungsi intrakalimat secara benar. Dengan bekal penjelasan itu, pembaca akan lebih cermat lagi dalam berbahasa. Sikap cermat dan hati-hati untuk mewujudkan pemakaian bahasa secara benar merupakan wujud dari sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Ibarat  seorang anak kecil yang belajar berjalan, pastilah mengalami jatuh. Demikian pula, seseorang dalam berbahasa tentulah mengalami kesalahan. Akan tetapi, dengan semangat untuk berlatih berjalan yang terus-menerus, akhirnya si anak itu pandai berjalan. Bahkan, ia akan tumbuh menjadi anak yang pandai berlari. Dengan belajar cermat berbahasa, seseorang akan terbiasa untuk berbahasa dengan baik dan benar. Semoga.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Printfriendly