SELAMAT DATANG DI BLOG ARDI SETIA

Senin, 09 September 2013

Analisis Wacana: Kohesi dan Koherensi pada Cerpen Sepasang Mata Dinaya yang Terpenjara

Sepasang Mata Dinaya yang Terpenjara
Karya Ni Komang Ariani

Ah sudahlah, tidak ada gunanya ia mengeluh tentang laki-laki yang sudah dipilihnya itu. Laki-laki yang dipilihkan Biyang untuknya dan Dinaya menerimanya ketika ia merasa putus asa untuk menemukan seorang kekasih pada saat batang usianya semakin tinggi. Pernikahan ini mungkin hanya menjadi tempat berlindung baginya karena ia takut disebut perawan tua. Dulu, Dinaya tidak pernah mencintai Ghana. Ternyata makin hari ia makin membenci laki-laki itu. Masih layakkah apa yang sedang dijalaninya ini disebut sebagai sebuah pernikahan?
Dinaya menyesal tidak pernah memberi ruang pada perasaannya sendiri. Seharusnya ia biarkan perasaan itu memilih laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupnya. Perasaan cinta ternyata hanya tumbuh sekali dalam hidupnya. Cinta itu untuk teman kuliahnya di Malang. Seorang laki-laki Jawa. Cinta itu terpaksa ia telan bulat-bulat ke dalam kerongkongan dan membiarkannya tersekap di ruang sempit di dalam ususnya.

A.  KOHESI
1. Kohesi Gramatikal

a.    Referensi
1)   Persona
ia (1x endofora katafora) à Dinaya
-  “Ah sudahlah, tidak ada gunanya ia mengeluh tentang laki-laki yang sudah dipilihnya itu.”
ia (5x endofora anafora) à Dinaya
-  “Laki-laki yang dipilihkan Biyang untuknya dan Dinaya menerimanya ketika ia merasa putus asa untuk menemukan seorang kekasih pada saat batang usianya semakin tinggi.”
-  “Pernikahan ini mungkin hanya menjadi tempat berlindung baginya karena ia takut disebut perawan tua.”
-  “Ternyata makin hari ia makin membenci laki-laki itu.”
-  “Seharusnya ia biarkan perasaan itu memilih laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupnya.”
-  “Cinta itu terpaksa ia telan bulat-bulat ke dalam kerongkongan dan membiarkannya tersekap di ruang sempit di dalam ususnya.”
nya (2x endofora katafora) à Dinaya
-  “Ah sudahlah, tidak ada gunanya ia mengeluh tentang laki-laki yang sudah dipilihnya itu.”
-  “Laki-laki yang dipilihkan Biyang untuknya dan Dinaya menerimanya ketika ia….”
nya (9x endofora anafora) à Dinaya
-  “…ketika ia merasa putus asa untuk menemukan seorang kekasih pada saat batang usianya semakin tinggi.”
-  “Pernikahan ini mungkin hanya menjadi tempat berlindung baginya karena ia takut disebut perawan tua.”
-  “Masih layakkah apa yang sedang dijalaninya ini disebut sebagai sebuah pernikahan?”
-  “Dinaya menyesal tidak pernah memberi ruang pada perasaannya sendiri.”
-  “Seharusnya ia biarkan perasaan itu memilih laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupnya.”
-  “Perasaan cinta ternyata hanya tumbuh sekali dalam hidupnya.”
-  “Cinta itu untuk teman kuliahnya di Malang.”
-  “Cinta itu terpaksa ia telan bulat-bulat ke dalam kerongkongan dan membiarkannya tersekap….”
-  “…di ruang sempit di dalam ususnya.”
nya (1x endofora anafora) à Laki-laki
-   “Laki-laki yang dipilihkan Biyang untuknya dan Dinaya menerimanya ketika ia merasa putus asa….”
2)   Demonstratif
dulu (eksofora)
-  Dulu, Dinaya tidak pernah mencintai Ghana.”
Malang (eksofora)
-  “Cinta itu untuk teman kuliahnya di Malang.”
Jawa (eksofora)
-  “Seorang laki-laki Jawa.”
itu (eksofora)
-  “Ah sudahlah, tidak ada gunanya ia mengeluh tentang laki-laki yang sudah dipilihnya itu.”
-  “Ternyata makin hari ia makin membenci laki-laki itu.”
-  “Seharusnya ia biarkan perasaan itu memilih laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupnya.”
-  “Cinta itu untuk teman kuliahnya di Malang.”
-  “Cinta itu terpaksa ia telan bulat-bulat ke dalam kerongkongan dan membiarkannya tersekap di ruang sempit di dalam ususnya.”
ini
-  “Pernikahan ini mungkin hanya menjadi tempat berlindung baginya karena ia takut disebut perawan tua.”
-  “Masih layakkah apa yang sedang dijalaninya ini disebut sebagai sebuah pernikahan?”

3)   Interogatif
apa
-  “Masih layakkah apa yang sedang dijalaninya ini disebut sebagai sebuah pernikahan?”

Selengkapnya download FILE di sini.
4) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Printfriendly