Sepasang Mata Dinaya yang Terpenjara
Karya Ni Komang Ariani
Ah
sudahlah, tidak ada gunanya ia mengeluh tentang laki-laki yang sudah dipilihnya
itu. Laki-laki yang dipilihkan Biyang untuknya dan Dinaya menerimanya ketika ia
merasa putus asa untuk menemukan seorang kekasih pada saat batang usianya
semakin tinggi. Pernikahan ini mungkin hanya menjadi tempat berlindung baginya
karena ia takut disebut perawan tua. Dulu, Dinaya tidak pernah mencintai Ghana.
Ternyata makin hari ia makin membenci laki-laki itu. Masih layakkah apa yang sedang
dijalaninya ini disebut sebagai sebuah pernikahan?
Dinaya
menyesal tidak pernah memberi ruang pada perasaannya sendiri. Seharusnya ia
biarkan perasaan itu memilih laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupnya.
Perasaan cinta ternyata hanya tumbuh sekali dalam hidupnya. Cinta itu untuk
teman kuliahnya di Malang. Seorang laki-laki Jawa. Cinta itu terpaksa ia telan
bulat-bulat ke dalam kerongkongan dan membiarkannya tersekap di ruang sempit di
dalam ususnya.
A. KOHESI
1.
Kohesi
Gramatikal
a.
Referensi
1)
Persona
ia
(1x endofora katafora) à
Dinaya
- “Ah sudahlah, tidak ada gunanya ia mengeluh tentang laki-laki
yang sudah dipilihnya itu.”
ia
(5x endofora anafora) à
Dinaya
- “Laki-laki yang dipilihkan Biyang
untuknya dan Dinaya menerimanya ketika ia
merasa putus asa untuk menemukan seorang kekasih pada saat batang usianya
semakin tinggi.”
- “Pernikahan ini mungkin hanya menjadi
tempat berlindung baginya karena ia
takut disebut perawan tua.”
- “Ternyata makin hari ia makin membenci laki-laki itu.”
- “Seharusnya ia biarkan perasaan itu memilih laki-laki yang akan menjadi
pendamping hidupnya.”
- “Cinta itu terpaksa ia telan bulat-bulat ke dalam kerongkongan dan membiarkannya
tersekap di ruang sempit di dalam ususnya.”
nya
(2x endofora katafora) à
Dinaya
- “Ah sudahlah, tidak ada gunanya ia
mengeluh tentang laki-laki yang sudah dipilihnya itu.”
- “Laki-laki yang dipilihkan Biyang untuknya dan Dinaya menerimanya ketika
ia….”
nya
(9x endofora anafora) à
Dinaya
- “…ketika ia merasa putus asa untuk
menemukan seorang kekasih pada saat batang usianya semakin tinggi.”
- “Pernikahan ini mungkin hanya menjadi
tempat berlindung baginya karena
ia takut disebut perawan tua.”
- “Masih layakkah apa yang sedang dijalaninya ini disebut sebagai sebuah
pernikahan?”
- “Dinaya menyesal tidak pernah memberi
ruang pada perasaannya sendiri.”
- “Seharusnya ia biarkan perasaan itu
memilih laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupnya.”
- “Perasaan cinta ternyata hanya tumbuh
sekali dalam hidupnya.”
- “Cinta itu untuk teman kuliahnya di Malang.”
- “Cinta itu terpaksa ia telan bulat-bulat
ke dalam kerongkongan dan membiarkannya
tersekap….”
- “…di ruang sempit di dalam ususnya.”
nya
(1x endofora anafora) à
Laki-laki
- “Laki-laki yang
dipilihkan Biyang untuknya dan Dinaya menerimanya ketika ia merasa putus asa….”
2)
Demonstratif
dulu
(eksofora)
- “Dulu,
Dinaya tidak pernah mencintai Ghana.”
Malang
(eksofora)
- “Cinta itu untuk teman kuliahnya di Malang.”
Jawa
(eksofora)
- “Seorang laki-laki Jawa.”
itu
(eksofora)
- “Ah sudahlah, tidak ada gunanya ia
mengeluh tentang laki-laki yang sudah dipilihnya itu.”
- “Ternyata makin hari ia makin membenci
laki-laki itu.”
- “Seharusnya ia biarkan perasaan itu memilih laki-laki yang akan
menjadi pendamping hidupnya.”
- “Cinta itu untuk teman kuliahnya di Malang.”
- “Cinta itu terpaksa ia telan bulat-bulat ke dalam kerongkongan dan
membiarkannya tersekap di ruang sempit di dalam ususnya.”
ini
- “Pernikahan ini mungkin hanya menjadi tempat berlindung baginya karena
ia takut disebut perawan tua.”
- “Masih layakkah apa yang sedang
dijalaninya ini disebut
sebagai sebuah pernikahan?”
3)
Interogatif
apa
- “Masih layakkah apa yang sedang dijalaninya ini disebut sebagai sebuah
pernikahan?”
4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar