KETERKAITAN BAHASA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER PADA
ANAK USIA DINI
Studi Pada
Pendidikan Anak Usia Dini TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinin Tlogosari –
Pedurungan – Semarang
Oleh:
Ardi Setiyawan
Semester 5A Prodi PBSI-FPBS-IKIP PGRI Semarang
Jalan Sidodadi
Timur Nomor 24, Semarang
Pos-el: ardi_setiawan89@yahoo.com
ABSTRAK
Bahasa adalah budaya. Ini yang selama ini menjadi sorotan masyarakat,
bahasa merupakan ciri dari budaya suatu daerah atau personal yang ada dalam
diri seseorang. Berbahasa dengan baik, baik pula kepribadian dan pendidikan
sesorang. Lalu bagaimana jika budaya salah satu masyarakat menjadi suatu hal
yang sulit diterima masyarakat, bisa jadi karena salah satu faktor yaitu bahasa
yang kurang tepat, dan itu bisa saja terjadi pada anak didik kita, jika tidak
ditanamkan dari awal pentingnya ketepatan bahasa maka akan besar pengaruhnya
terhadap budaya mereka dan pendidikannya kedepan. Pendidikan sebagai tumpuan
pembentukan mental anak, haruslah dirancang sesuai kebutuhan kejiwaannya.
Penanaman nilai dalam suatu pendidikan harus diterapkan, Pentingnya pendidikan
karakter yang memasukkan unsur nilai penting seperti budi pekerti, pengetahuan,
tindakan, dan semua itu dilakukan dengan tingkat kesadaran yang tinggi. Pada
anak usia dini dianggap sebagai suatu hal penting. Penanaman sejak dini
memberikan dampak besar bagi anak kedepannya, dengan harapan mental dan sikap
anak cukup baik dalam menghadapai tantangan hidup.
ABSTRACT
Language is culture. This is what has been the
spotlight of society, language is a hallmark of the culture of a region or a
personal present in person. Speak, good education and a person's personality
anyway. So what if one of the cultural community becomes a difficult thing
accepted by society, it could be because one of the factors is the lack of
proper language, and it can happen to our students, if not implanted from the
beginning the importance of language acquisition it will be a great influence
on their culture and education forward. Education as pedestal formation of the
child's mental, mental state must be designed according to the needs.
Investment in an educational value to be applied, the importance of character
education incorporate important values such as character, knowledge, action,
and all of it done with a high level of awareness. In early childhood is
considered as important. Planting early adverse impact on the child in the
future, the hope and the mental attitude of the child well enough to face the
challenges of life.
Key Words: Language, Character Education.
A.
PENDAHULUAN
Bahasa
adalah alat komunikasi tapi bahasa
anak usia dini tidak banyak orang mengerti. Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting
bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat
mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain.
Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan
penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat
berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya
menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh
anak. Komunikasi antaranak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga
anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap
sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak
berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.
Orang
tua sering dihadapkan pada masalah kemampuan menggunakan bahasa pada buah
hatinya. tiba-tiba saja mereka mengatakan hal kasar, memaki, memarahi dan
sebagainya. padahal kita merasa tidak mengajarkan bahasa seperti itu.Jika kita
telusuri lebih jauh ternyata bahasa merupakan media untuk mentrasfer pemikiran
yang ada di dalam otak kita.
Dengan
kemampuan berbahasa yang baik, semua ilmu yang kita berikan akan
terkomunikasikan dengan baik. Yang tidak kalah penting untuk membangun
kecerdasan berbahasa yang baik adalah dengan membuat kurikulum berbahasa pada
anak. Kurikulum ini membahas tentang aktivitas, tujuan, dan cara penyajiannya
sehingga kita dapat mengenali potensi akal pada anak, perkembangan indera pada
anak, dan cara menstimulasi serta pengoptimalannya dalam menyerap kejadian disekitarnya.
Sekolah adalah
salah satu lembaga yang bertanggungjawab terhadap pembentukan karakter pribadi
anak (character building), karenanya
disini peran dan kontribusi guru sangat dominan. Sebagai suatu lembaga, sekolah
memiliki tanggung jawab moral bagaimana anak didik itu pintar dan cerdas
sebagaimana diharapkan oleh orang tuanya. Tugas seorang guru tidak hanya
mengajar, tetapi juga mendidik anak, sehingga anak tidak hanya memiliki
kecerdasan kogntif, tetapi juga memiliki karakter yang baik. Ini merupakan
tujuan dari pendidikan, yaitu menciptakan keluaran kesejahteraan lahir dan
batin, terbentuknya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, sejahtera lahir dan batin, terampil
dan memiliki jiwa kebangsaan.
Tujuan
pendidikan di atas menunjukkan bahwa budi pekerti merupakan salah satu sifat
yang diharapkan dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik. Oleh karena itu budi
pekerti sedini mungkin sudah diperkenalkan pada anak didik untuk menghasilkan sumber
daya yang bermutu sesuai dengan tujuan pendidikan. Budi pekerti lebih
menitikberatkan pada watak, perangai, perilaku atau dengan kata lain tata krama
dan etika. Jadi, pendidikan budi pekerti secara sederhana diartikan sebagai
penanaman nilai-nilai akhlak, tata krama, bagaimana berperilaku yang baik
kepada seseorang. Pada perkembangannya, pendidikan budi pekerti tidak lagi
cukup untuk membentuk peserta didik yang memiliki kepribadian yang baik.
Dibutuhkan pendidikan budi pekerti yang tidak hanya melibatkan relasi sosial
anak, tetapi juga melibatkan pengetahuan, perasaan dan perilaku anak yang
berada dalam ranah pendidikan karakter.
Membangun karakter anak
sejak dini, sangat penting bagi orang tua dan guru, harapannya agar anak sejak
dini memiliki karakter yang baik. Membangun karekter anak dapat dilakukan
melalui jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.
Semakin meningkatnya
perhatian orang tua dan pemerintah terhadap pendidikan anak usia dini, disatu
sisi merupakan hal yang sangat menggembirakan. Akan tetapi, disisi lain,
seringkali orangtua dan pendidik juga masih memiliki pandangan yang kurang
tepat dan sempit tentang proses pelaksanaan pembentukan pribadi pada anak usia
dini, yakni terbatas pada kegiatan akademik saja seperti membaca, menulis,
menghitung, dan mengasah kreativitas.
Pada dasarnya setiap orang
tua mendambakan anak-anak yang cerdas dan berperilaku baik dalam kehidupan
sehari-harinya, sehingga mereka kelak akan menjadi anak-anak yang unggul dan
tangguh menghadapi berbagai tantangan dimasa depan. Namun perlu disadari bahwa
generasi unggul semacam demikian ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya.
Mereka sungguh memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu,
yang memungkinkan potensi anak-anak itu dapat tumbuh optimal sehingga menjadi
lebih sehat, cerdas dan berperilaku baik. Dalam hal ini orang tua mempunyai
peran yang amat penting.
Suasana penuh kasih sayang
mau menerima anak sebagaimana adanya, menghargai potensi anak, memberi
rangsang-rangsang yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik secara
kognitif, afektif, sosioemosional, moral, agama, dan psikomotorik, semua
sungguh merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi yang berkarakter dimasa
yang akan datang.
Pada era globalisasi tidak
jarang kehadiran seorang anak justru menimbulkan berbagai masalah dalam suatu
keluarga. Berbagai media massa, baik media cetak maupun elektronik
menginformasikan kasus-kasus tindak kriminal yang dilakukan oleh anak-anak
seperti narkoba, penyimpangan seksual bahkan pembunuhan.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode observasi langsung yaitu mengamati perilaku dan
wawancara dengan anak di TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinin, Desa Tlogosari,
Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.
Selengkapnya download FILE di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar