SELAMAT DATANG DI BLOG ARDI SETIA

Senin, 25 November 2013

CONTOH WAWANCARA DENGAN GURU SMA

Topik : Kurikulum 2013

Pewawancara (W) : Ardi Setiyawan

Narasumber (N) : Endang Listiowati, S.Pd. (Guru SMA Negeri 1 Comal)

Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 9 November 2013


W : “Assalamualaikum, selamat siang Bu?”

N : “Waalaikumsalam, selamat siang juga Mas.”

W : “Bu, maaf jika kedatangan saya mengganggu waktu istirahat Ibu.”

N : “Ya Mas, tidak mengganggu.”

W : “Apakah boleh saya mewawancarai Ibu terkait penerapan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Comal?”

N : “Ya boleh, silakan Mas.”

W : “Begini Bu, sebelumnya perkenalkan dulu, nama saya Ardi Setiyawan, mahasiswa dari IKIP PGRI Semarang semester 7. Saya mendapat tugas mata kuliah Ilmu Komunikasi untuk mewawancarai seorang guru SMA dan saya mengambil topik yang berkaitan dengan kurikulum 2013. Bisa kan saya minta Ibu untuk menjadi narasumber saya?”

N : “Tentu saja bisa Mas.”

W : “Terima kasih Bu, Sebelum ke pertanyaan saya mau tanya mengenai identitas diri Ibu, karena walaupun saya lulusan SMA negeri 1 Comal, dulu Ibu belum mengajar saya di sekolah ini. Nama lengkapnya siapa, Bu?”

N : “Nama lengkap saya Endang Listiowati, S.Pd. Oh... Jadi Masnya dulu lulusan SMA Negeri 1 Comal ya, tahun berapa?”

W : “Ya Bu, saya lulus dulu tahun 2007. Ibu menjadi guru di SMA Negeri 1 Comal sejak tahun berapa dan mata pelajaran apa yang Ibu ajarkan ke peserta didik?”

N : “Saya menjadi PNS dan ditempatkan di SMA Negeri 1 Comal sejak tahun 2007 berarti setelah kamu lulus hingga sekarang dengan golongan kepangkatan saat ini IIIc, saya mendapat amanat untuk mengajar di semua jenjang, kelas X, XI, dan XII. Dengan pembagian kelas X dan XI saya mendapat jatah hanya 8 jam untuk mata pelajaran Sastra Indonesia, dan kelas XII saya mendapat jatah 16 jam untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, jadi total saya mengajar 24 jam pelajaran.”

N : “Bu, berkaitan dengan kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat Ibu sendiri sebagai guru dengan berubahnya kurikulum?”

N : “Yah, saya sendiri setuju-setuju saja, Mas. Perubahan kurikulum ini kan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara kita. Bangsa kita ini juga kan bercita-cita mau maju seperti bangsa lain. Ya semuanya itu dimulai dari pendidikan anak-anak yang nantinya akan memimpin bangsa ini.”

W : “Menurut Ibu, mengapa kurikulum yang sebelumnya harus diganti dengan kurikulum baru?”

N : “Seiring dengan berkembangnya zaman dan persaingan di dunia kerja juga semakin sulit, jadi pak Menteri memutuskan untuk mengganti kurikulum. Seperti yang Ibu bilang tadi, ini semua dalam rangka menghasilkan generasi baru yang lebih baik. Kalau ada kurikulum yang lebih baik, kenapa yang lama tidak diganti saja. Begitu kan Mas?”

W : “Ya Bu, sebenarnya apa yang berbeda dengan Kurikulum 2013 yang mulai berlaku sekarang ini?

N : “Pada hakikatnya perubahan kurikulum itu kan untuk penyempurna kurikulum sebelumnya. Sama juga halnya kurikulum 2013 ini sebagai penyempurna kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum KTSP. Yang berbeda yaitu jika kurikulum yang lalu lebih ke pengetahuan atau kogntif. Namun, afektif dan psikomotorik ada tapi tidak berjalan seperti yang diharapkan. Jadi pada kurikulum yang sekarang disempurnakan sehingga afektif dan psikomotorik dapat lebih aktif. Juga pada kurikulum baru ini akan ada kompetensi dasar atau kompetensi inti sehingga semua akan menyadari keberadaannya sebagai hamba makhluk Tuhan. Kurikulum sekarang yaitu kurikulum yang berbasis karakter. Dulu penjurusan sekarang peminatan berdasarkan minat dan diskusi bersama keluarganya.

W : “Ya, Bu. Apakah di sekolah tempat Ibu mengajar sudah diadakan sosialisasi tentang pelaksanaan kurikulum 2013 ini?”

N : “Sosialisasi atau workshop sudah sering dilaksanakan terhitung sudah 3 kali. Walaupun sebenarnya SMA Negeri 1 Comal bukan termasuk sekolah yang menjadi sekolah sasaran atau proyek penerapan kurikulum 2013.”

W : “Bagi Ibu pribadi, apakah kendala yang akan dihadapi oleh guru-guru saat kurikulum baru diterapkan?”

N : “Ya ada, yang pasti adaptasi dengan perubahan kurikulum. Kurikulum 2013 ini berubah drastis dari kurikulum sebelumnya. Selain itu juga, semua guru bidang studi dipaksa menguasai IT/komputer. Mungkin bagi guru-guru di kota, hal itu tidak jadi masalah. Tapi bagi guru-guru di kabupaten seperti kami, mungkin butuh pelatihan untuk mendalami hal tersebut.”

W : “Menurut pandangan Ibu, apa saja kelebihan dari kurikulum yang baru ini?”

N : “Kelebihannya, kurikulum ini sudah mulai mengikuti kurikulum di negara-negara yang memiliki kualitas pendidikan yang baik. Selain itu, di sini pemerintah berkeinginan membentuk generasi yang memiliki kualitas terbaik. Di SMA juga sudah diterapkan sistem peminatan yang akan langsung menjuruskan siswa ke bidang yang diminati. Untuk kelas X sudah mulai dijuruskan, di SMA Negeri 1 Comal ada 3 jurusan, yakni MIA (ilmu alam), IIS (ilmu sosial), dan IBB (ilmu bahasa).”

W : “Kira-kira apa saja kekurangan dari kurikulum ini, Bu?”

N : “Kalau kekurangannya, dengan adanya program peminatan di SMA kelas X, jumlah guru yang mengajar harus ditambah. Siswa juga baru masuk mendaftar langsung ditantang untuk memilih jurusan. Selain itu sekolah kami terkendala buku pegangan untuk guru dan siswa karena kurikulum baru pastinya juga buku baru, kami harus mencari buku referensi atau buku paket yang sesuai dengan kurikulum 2013.”

W : “Bu, apakah yang sebenarnya diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya kurikulum?”

N : “Pemerintah mengharapkan siswa yang kreatif. Bukan hanya siswanya yang kreatif, gurunya pun harus kreatif dalam mengajar. Di sini juga diharapkan, siswa itu tidak lagi menggunakan metode hafalan tapi lebih ke nalar.”

W : “Sejauh ini seberapa efektif kurikulum tersebut telah diterapkan di SMA Negeri 1 Comal?”

N : “Pada dasarnya segala aspek, baik guru, siswa maupun fasilitas lainnya belum siap untuk mengganti kurikulum baru. Jadi terkesan siswa sebagai kelinci percobaan. Fasilitas belum cukup, namun tetap dijalankan apa adanya dan sambil membenahi sehingga lebih baik. Untuk saat ini yang dijalankan pada kelas X.”

W : “Terima kasih atas informasinya, Bu. Maaf sudah mengganggu waktu Ibu.”

N : “Sama-sama Mas. Semoga informasi yang Ibu berikan bisa bermanfaat ya. Tetap semangat untuk kuliahmu.”

W : “Ya, Bu. Wassalamualaikum.”

N : “Waalaikumsalam, Mas”

1 komentar:


Printfriendly