PEMBAHASAN
A.
Pengertian Wacana
Etimologi istilah “wacana” berasal
dari bahasa Sanskerta wac/wak/vak (verba golongan III, yang bersifat
aktif, yaitu ‘melakukan pekerjaan) yang artinya ‘berkata’ atau ‘berucap’. Bentuk
ana yang muncul sebagai sufiks bermakna ‘membendakan’ (nominalisasi). Wacana
dapat diartikan sebagai ‘perkataan’ atau ‘tuturan’ (Mulyana, 2005: 3).
Anton M. Moeliono
(1988) dalam Mulyana (2005: 5) mengatakan bahwa wacana ialah rentetan kalimat yang berkaitan, sehingga terbentuklah
makna yang serasi di antara kalimat itu; atau wacana
ialah rentetan kalimat yang
berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain
yang membentuk satu kesatuan.
Wacana adalah satuan bahasa yang
terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan
koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir
yang nyata disampaikan secara lisan dan tertulis (Tarigan, 2009: 26).
Wacana dapat direalisasikan dalam
bentuk karangan yang utuh (novel, buku seri, ensiklopedia, dan sebagainya),
paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap (Kridalaksana,
1993 dalam Setyawati, 2010: 145).
Chaer (2007: 267) mengemukakan
bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam
hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Dikatakan lengkap karena di dalamnya terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau
ide yang utuh yang bisa dipahami oleh pembaca atau pendengar tanpa keraguan
apapun. Dikatakan tertinggi karena dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat
yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan lainnya (kohesi
dan koherensi).
Selengkapnya FILE download di sini.
Selengkapnya FILE download di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar