SELAMAT DATANG DI BLOG ARDI SETIA

Minggu, 08 September 2013

Kapita Selekta Bahasa: Permasalahan dalam Kajian Wacana

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Wacana
Etimologi istilah “wacana” berasal dari bahasa Sanskerta wac/wak/vak (verba golongan III, yang bersifat aktif, yaitu ‘melakukan pekerjaan) yang artinya ‘berkata’ atau ‘berucap’. Bentuk ana yang muncul sebagai sufiks bermakna ‘membendakan’ (nominalisasi). Wacana dapat diartikan sebagai ‘perkataan’ atau ‘tuturan’ (Mulyana, 2005: 3).
Anton M. Moeliono (1988) dalam Mulyana (2005: 5) mengatakan bahwa wacana ialah rentetan kalimat yang berkaitan, sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat itu; atau wacana ialah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain yang membentuk satu kesatuan.
Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan dan tertulis (Tarigan, 2009: 26).
Wacana dapat direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku seri, ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap (Kridalaksana, 1993 dalam Setyawati, 2010: 145).
Chaer (2007: 267) mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Dikatakan lengkap karena di dalamnya terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh yang bisa dipahami oleh pembaca atau pendengar tanpa keraguan apapun. Dikatakan tertinggi karena dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan lainnya (kohesi dan koherensi).
Selengkapnya FILE download di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Printfriendly