SELAMAT DATANG DI BLOG ARDI SETIA

Minggu, 08 September 2013

Pemb. Apresiasi Prosa: Analisis Novel Jatisaba Karya Ramayda Akmal Melalui Pendekatan

ANALISIS NOVEL JATISABA KARYA RAMAYDA AKMAL MELALUI PENDEKATAN OBJEKTIF, MIMETIK, EKSPRESIF, DAN PRAGMATIK
==============================================================
SINOPSIS NOVEL JATISABA KARYA RAMAYDA AKMAL

Cerita diawali dengan perjalanan tokoh utama bernama Mae kembali ke kampung halamannya. Tokoh ini menghabiskan masa kecilnya di kampung bernama Jatisaba dan karena berbagai hal ia sekeluarga harus meninggalkan kampung tersebut. Kohesi sosial yang tinggi diantara penduduk asli membuat Mae merasa terlempar dan asing. Oleh karena itu, di satu sisi, ia merasa memiliki Jatisaba dan seisinya karena tahun-tahun masa kecil yang dilewatinya, tetapi di sisi lain, ia tetap dianggap orang luar yang berbeda dengan penduduk asli.

Posisi dilematis ini membuat tokoh Mae kadang mengambil jarak, mencela kemiskinan, politik kotor, moral yang hancur, ketergantungan penduduk Jatisaba terhadap kekuatan mistis, kemunafikan, dan lain-lain sembari sesekali menemukan pemakluman untuk mereka. Selanjutnya, dalam perjalanannya keluar dari kampung Jatisaba diceritakan Mae terjerat dalam sindikat kejahatan trafficking setelah ia terlebih dahulu menjadi korban. Berbagai situasi memaksanya menjadi agen dan kembali ke kampung halaman untuk mencari korban.
Dalam proses menjaring korban, Mae berusaha memanfaatkan kekacauan politik dalam rangka pilkades yang tengah melanda kampungnya itu. Motivasi dan cara-cara berpolitik yang kotor tampak dalam fragmen-fragmen perjalanan pilkades di Jatisaba. Suap, korupsi, money politic, dan penggunaan legitimasi ilmu hitam berkelindan di setiap bab-bab novel Jatisaba ini. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa corak politik kotor yang demikian membudaya tidak hanya dalam skala luas dan besar, tetapi juga pada tataran lebih kecil dan sederhana.
Kepiawaian dan pengetahuan penulis, kemampuan memilih diksi dan gaya bercerita yang kuat tampak dalam menggambarkan perjalanan politik dan menentukan pilihan-pilihan tertentu dalam mengakhiri cerita politik di novelnya itu. Dalam usaha mencari korban dan mensiasati kondisi politik di desanya, tokoh Maeseringkali dibantu oleh seorang dukun Muda bernama Gao yang adalah cinta pertamanya. Kehadiran Gao seperti menghidupkan lagi gairah dan kemanusiaan Mae yang selama itu ditekan agar selalu berada di titik terendah, sehingga ia bisa meminimalisasi rasa bersalah ketika melaksanakan aksinya. Akan tetapi, kenyataan bahwa Gao sudah beristri, bahwa Gao orang asli Jatisaba, dan berada di pihak yang membahayakan posisi Mae membuat cinta itu tidak pernah dimenangkan.
Kisah cinta dua orang ini digambarkan melalui kalimat-kalimat puitis dan mengharukan, yang melengkapi kekuatan gaya dan teknik novel Jatisaba ini. Keyakinan besar bahwa Mae mengenal kampung Jatisaba dan mampu mengendalikan serta memanfaatkan situasi ternyata salah besar. Pada akhirnya, Mae dikhianati oleh orang kepercayaannya sendiri sehingga tertangkap. Ia terpecundangi oleh masyarakat kampung yang selalu tak ia mengerti jalan pikirannya. Masyarakat Jatisaba justru terselamatkan dengan kebodohan, kemiskinan, moral yang cair, dan kekotoran yang selama ini dipredikatkan Mae kepada mereka.
Ahmad Tohari menyebut kondisi masyarakat yang tampak pada Jatisaba merupakan kondisi khas desa ketika menghadapi perubahan sosial dan ekses-eksesnya.Beberapa juri menganggap munculnya bahasa lokal di dalam Jatisaba sedikit mengganggu pembacaan. Akan tetapi, penggunaan footnote yang cukup tertib dapat mengatasi keluhan-keluhan tersebut.
Demikian pula dengan pemilihan teknik backtracking dalam beberapa bab novel yang penulis pertahankan walaupun juri menginginkan itu untuk diubah. Pemilihan teknik tersebut semata-mata berkaitan dengan selera artistik yang sudah dibangun sebagai satu kesatuan dalam novel Jatisaba. Novel ini berpotensi sebagai sebuah novel yang inspiratif,konseptual, mempunyai komitmen tinggi terhadap realitas, dan mampu menyajikan solusi-solusi cerdas demi perjuangan kemanusiaan. 

A.     Analisis melalui Pendekatan Objektif
1.       Tema
Tema global yang diangkat dari novel ini yaitu tentang aspek-aspek sosial. Ini terjadi pada masyarakat, yang dapat dilihat dari beberapa segi kehidupan misalnya saja tentang kemiskinan, romantisme cinta, budaya daerah yang masih kental, kisruh politik yang yang memang benar terjadi nyata dalam masyarakat sekarang. Penjelasan lebih detailnya pada novel Jatisaba, karya Ramayda Akmal dibagi atas 21 bab, berikut ringkasan peristiwa yang terjadi dalam setiap bab:
BAB 1      : Suasana kacau
BAB 2      : Mae pulang kampung
BAB 3      : Mae bertemu Sitas
BAB 4      : Dimulainya pekerjaan Mae
BAB 5      : Negoisasi tanpa kata
BAB 6      : Klepon buatan Musri
BAB 7      : Api dari kayu yang hijau
BAB 8      : Botoh (Ninja- ninja pendukung calon kepala desa)
BAB 9      : Nawu (Mencari ikan di sungai)
BAB 10    : Bambu- bambu mabuk
BAB 11    : Dunia sebundar kemungkinan
BAB 12    : Obong bata
BAB 13    : Nini cowong njaluk udan
BAB 14    : Seikat uban berbau klobot
BAB 15    : Dada kendur yang terlempar kesana- kemari
BAB 16    : Ayam-ayam berpesta
BAB 17    : Ulat dan tubuh-tubuh telanjang
BAB 18    : Padi, singkong dan jagung
BAB 19    : Memperkosamu Gao
BAB 20    : Galangan berlumpur kabut
BAB 21    : Pistol dan tawon

2.       Penokohan
a.     Mainah atau Mae (Licik, jahat)
Dapat dilihat pada kutipan :
“Ingat, kepergian kalian ini demi keluarga. Percayakan nasib dan keselamatan mereka pada…..” Aku tak bisa melanjutkan  kalimat itu. Tuhan tidak berperan sedikit pun dalam kebrengsekkanku) .” Halaman: 5


“Pertanyaan yang tidak pernah terjawab sampai sekarang adalah mengapa impian terindah itu harus ditebus dengan kejahatan besar ini harus dilakukan kepada orang-orang yang justru pada mereka aku menyimpan sisa kenangan dan kebahagian.” Halaman : 10-11

“Selebihnya mungkin hanya kekejaman setan yang tertinggala di diriku ini. Bahkan rasa cintaku pada Gao. Kebaikanku pada Sitas dan anak- anaknya, mungkin kebaikan dan cinta palsu.” Halaman : 171

b.      Malim (Licik, jahat)
“Buat apa surat- surat, kau hanya perlu berpura-pura sudah mengurus semuanya” kata Malim.” Kita penculik Mae.” Halaman : 112

c.       Gao (Pasrah)
“Gao tidak bisa membela diri dari tuduhan orang-orang, dan kini aku, tentang praktik perdukunannya yang ganas dan ceroboh.” Halaman : 136

d.      Mayor tua (Jahat, kejam)
“Kau lebih tau tentang Mayor tua. Dia iblis yang selalu tersenyum.” Halaman : 101

e.       Sitas (Munafik, suka berbohong, mudah berubah, pandai beralasan, dan suka mencuri)
“Semakin tua, orang akan semakin munafik, karena orang itu tahu banyak hal, maka ia akan takut banyak hal pula. Karena takut, ia akan ringan berbohong, mudah berubah dan pandai beralasan. Begitulah, mungkin aku akan menua, dan semakin mirip Sitas.”Halaman : 18

“Sitas mencuri, karena ia bodoh.” Halaman : 19

f.       Jompro (Licik, bodoh)
“Aku punya penawaran yang mungkin kau sukai. Pertama, kita sama-sama membutuhkan orang.” Halaman : 49

“ Tanpa dipermalukan pun, Jompro sudah sangat bodoh memilih Sitas.” Halaman :149

g.      Musri, Sanis dan Kusri  (Baik)
“Musri, Sanis dan Kusi adalah dua gadis Legok. Mereka teman terbaikku.” Halaman : 55

h.      Awae,  Zawae , Anak Sitas (Teraniaya)
“Ibu aku lapar,” ucapnaya cepat. Ia berfikir bahwa setelah orang bekerja, dia berhak meminta imbalan, meminta makan. tangan Sitas langsung mendarat di kepala Awae.”  Halaman : 173

i.        Pontu, Suami Sitas (Tidak pemberani, pengecut)
“Aku juga tak habis piker, mengapa Sitas mau melakukan semua ini. Lihat saja suaminya, betul-betul seperti kambing berbaju ninja. Grasa- grusu tanpa tujuan dan tidak bisa mengatakan apa-apa..”Halaman : 135

j.        Joko (Jujur, adil)
“Kemenangan mutlak milik Joko” Kepala desa yang reformis, jujur dan adil adalah Joko.” Halaman : 292

k.      Mardi ( Tidak sombong)
“Kenapa Pak Mardi duduk di tikar, mbah?”tanyaku kepada Bangkring.
“Mereka itu tuan rumah. Harus prihatin.” Halaman : 12

3.        Latar
Latar dibedakan menjadi :
a.      Latar Tempat
Desa Jatisaba

Selengkapnya download FILE di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Printfriendly