Pemakaian Kata tetapi, sedang, dan sedangkan
Dalam berbagai
tulisan, seseorang sering memakai kata tetapi atau sedang.
Bahkan, tidak jarang seseorang memakai kata sedangkan. Akan tetapi,
masyarakat masih banyak yang kurang memahami kaidah atas kata tetapi,
sedang, dan sedangkan tersebut. Di samping itu, masyarakat juga
sering menemukan pemakaian kata karena, jika, kalau, namun,
dan sebagainya secara tidak benar. Akan tetapi, pada kesempatan ini, penulis
membatasi diri untuk membahas pemakaian kata tetapi dan sedang.
Jika dimungkinkan, penulis juga akan
menyinggung sekilas pemakaian kata sedangkan. Sementara itu, kata karena,
jika, kalau, dan namun akan diperbincangkan pada artikel
yang lainnya.
Sebelum menjelaskan kaidah pemakaian
kata tetapi dan sedang, berikut saya catatkan contoh pemakaian
kedua kata itu. Kalimat-kalimat di bawah ini dikutip dari media massa sehingga
merupakan contoh riil dari pemakaian kata tetapi dan sedang itu
dalam masyarakat. Marilah
kita simak secara bersama-sama!
1. Tetapi, semua operasional partai dijalankan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Budhisantosa.
2. Sedang untuk DPD, Dian Sastro menjadi pilihan utama.
3. Sedangkan korban luka patah tangan di antaranya Ali, Wati, dan beberapa orang lainnya.
4. Sedangkan pengamat militer Juanda mengatakan ada dua kemungkinan yang akan diambil SBY.
5. Sedang terdakwa telah menerima putusan itu dengan ikhlas.
6. Tetapi masalah tersebut belum dianggap selesai.
7. Ia anak nakal tetapi jarang mencuri atau merugikan orang lain.
2. Sedang untuk DPD, Dian Sastro menjadi pilihan utama.
3. Sedangkan korban luka patah tangan di antaranya Ali, Wati, dan beberapa orang lainnya.
4. Sedangkan pengamat militer Juanda mengatakan ada dua kemungkinan yang akan diambil SBY.
5. Sedang terdakwa telah menerima putusan itu dengan ikhlas.
6. Tetapi masalah tersebut belum dianggap selesai.
7. Ia anak nakal tetapi jarang mencuri atau merugikan orang lain.
Pembaca yang terhormat,
kita mengetahui bahwa kata tetapi dan sedangkan termasuk dalam
konjungsi intrakalimat. Maksudnya, kata tetapi dan sedang
(termasuk sedangkan) dipakai untuk menghubungkan informasi pertama dan
kedua. Kata tetapi menyatakan hubungan yang bersifat perlawanan atau
kebalikan. Hal itu tidak jauh dengan fungsi kata atau konjungsi intrakalimat sedang
atau sedangkan. Sebagai kata yang menghubungkan dua informasi dalam
sebuah kalimat, kata tetapi dan sedang (dan sedangkan)
selalu berposisi di tengah kalimat. Dengan demikian, dapat disimpulkan semua
kalimat yang menempatkan kata tetapi dan sedang (termasuk sedangkan)
di awal kalimat tidak dapat dibenarkan. Jadi, konjungsi intrakalimat harus
ditempatkan di tengah kalimat. Hal itu berbeda dengan penghubung antarkalimat.
Ungkapan atau kata penghubung antarkalimat selalu berposisi di awal kalimat
kedua (berfungsi menghubungkan informasi kalimat sebelumnya dengan kalimat
berikutnya), sebagai contoh adalah kata Maka dari itu, …; Oleh sebah itu, …;
Dengan demikian, …, dan sebagainya.
Pertama, kata tetapi
disebut konjungsi intrakalimat yang menyatakan hubungan perlawanan. Pernyataan
perlawanan itu ada yang berupa penguatan, perlawanan terhadap implikasi, dan
perlawanan yang menyatakan penguatan. Sementara itu, kata sedang atau sedangkan
(keduanya dapat saling menggantikan) merupakan penghubung informasi
intrakalimat yang menyatakan penjumlahan yang berupa pertentangan. Akan tetapi,
yang pasti kedua kata itu berposisi di tengah kalimat karena berfungsi sebagai
penghubung informasi. Kedua, pembaca harus juga mempertimbangkan kaidah
penulisan kalimat yang mengandung konjungsi intrakalimat tersebut. Sesuai
kaidah ejaan, sebelum kata tetapi atau sedang (dan sedangkan)
haruslah dibubuhi tanda koma. Dengan demikian, semua kalimat di atas dapat
disebut sebagai kalimat yang tidak baku
karena menempatkan kata tetapi, sedang, dan sedangkan di
awal kalimat dan tidak memakai tanda baca yang semestinya (bukankah kata-kata
itu bukan penghubung antarkalimat?).
Pembaca disilakan
memperbaiki kalimat di atas sehingga menjadi kalimat yang baik. Selanjutnya,
berikut disajikan kutipan kalimat yang memakai kata tetapi, sedang,
dan sedangkan secara benar sebagai bekal bagi pembaca untuk memperbaiki
kalimat contoh 1—7 di atas.
(1) Para undangan sudah datang, sedang persiapan pesta belum selesai.
(2) Orang itu langsung saja menyampaikan kritik pedas, sedangkan ia tidak memahami persoalan yang semestinya.
(3) Hal itu bukan hanya masalah politik, tetapi juga masalah kemanusiaan.
(4) Keluarga itu bukan hanya korban pembunuhan, tetapi juga korban perampokan.
(5) Ia sudah berkerja keras, tetapi hidupnya tetap miskin.
(6) Ia menjadi pejabat penting, sedangkan saudaranya tetap tinggal di pelosok sebagai buruh tani.
Nah, sekarang pembaca
memiliki bekal cara menuliskan konjungsi intrakalimat secara benar. Dengan
bekal penjelasan itu, pembaca akan lebih cermat lagi dalam berbahasa. Sikap
cermat dan hati-hati untuk mewujudkan pemakaian bahasa secara benar merupakan
wujud dari sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Ibarat seorang anak kecil yang belajar berjalan,
pastilah mengalami jatuh. Demikian pula, seseorang dalam berbahasa tentulah
mengalami kesalahan. Akan tetapi, dengan semangat untuk berlatih berjalan yang
terus-menerus, akhirnya si anak itu pandai berjalan. Bahkan, ia akan tumbuh
menjadi anak yang pandai berlari. Dengan belajar cermat berbahasa, seseorang
akan terbiasa untuk berbahasa dengan baik dan benar. Semoga.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar