CERITA SI ANAK IKAN
Alkisah, seekor anak-anak ikan kecil sedang di nasihati oleh ibundanya. Ibunda ikan itu berkata, “Wahai anak-anakku ada
sesuatu yang ingin ibu sampaikan kepada kalian. Ini sangatlah penting
mengingat sebentar lagi kalian akan mengenal dunia luar, dengarlah
baik-baik nasihat ibu”. Dengan penasaran anak-anak ikan itu mendekat ke
arah ibunda dan siap mendengarkan nasihat ibundanya. “Baik bu, saya akan
dengarkan”. kata ikan-ikan kecil itu.
“Suatu saat nanti akan ada sebuah benda yang nampak sebuah nikmat menurutmu namun sebenarnya ia akan membunuh bahkan menghancurkanmu”. Pesan sang ibunda. “Kenikmatan seperti apakah wahai ibu” kata salah satu anak ikan.
“Suatu saat nanti akan ada sebuah benda yang nampak sebuah nikmat menurutmu namun sebenarnya ia akan membunuh bahkan menghancurkanmu”. Pesan sang ibunda. “Kenikmatan seperti apakah wahai ibu” kata salah satu anak ikan.
“Suatu saat nanti akan kau temukan sesuatu yang nampak sangat nikmat
dan lezat untuk kau santap, ia berupa cacing-cacing yang melayang di air
yang akan menjadi pusat perhatian semua ikan-ikan. Namun jika kau
santap tidak lain hanya akan membuat kau tercekik karena disana terdapat
sebuah kail besi tajam yang siap merobek mulutmu serta menyeretmu
menuju ke arah kerumunan manusia. Tidak hanya sampai disitu, manusia
akan mencabik-cabik tubuhmu dan mencincang-cincang serta menyisrik
kulitmu. Sungguh tak terbayangkan sakit dan perihnya. Kalian harus
berhati-hati dan menjaga diri dengan baik”. Pesan ibunda kepada
anak-anak ikan yang akan terjun menghadapi dunia luar.
Anak-anak ikan kecil itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Dalam
hatinya masih ada rasa tidak percaya karena belum pernah bertemu dengan
cacing nikmat seperti itu.
Suatu hari, di kala gerombolan ikan-ikan kecil sedang berjalan dengan
kawannya. Mereka melihat seekor cacing yang amat besar, tampak lezat
dan nikmat untuk disantap. Semua ikan-ikan itu telah mendengar cerita
dari orang tua masing-masing. Tapi
baru kali ini mereka melihat cacing itu dengan kasat mata. Masing-masing menolak satu sama lain dan saling mengajak menjauhi cacing itu.
Kemudian anak yang tidak yakin dengan cerita ibunya tadi berkata,
“Ahhh.. masa iya sih apa yang dikatakan? Makanan selazat ini
tidak akan mendatangkan apa-apa kecuali rasa kenyang perutku. Ini
jelas santapan empukku”. Terlintas nafsu datang menggoda anak ikan itu.
Kemudian anak ikan itu pun mengangakan mulutnya lebar-lebar dan dengan
rakusnya menyantap cacing melayang itu. Mulut dan tekaknya mulai
merasakan sakit yang amat sangat. Dia mencoba melepaskan diri dari
jeratan kail namun selalu gagal. Akhirnya, anak ikan tadi menyesali
perbuatannya, namun segalanya sudah terlambat. Ikan kecil itu tergoda oleh nafsu.
Pesan Moral :
“Kadang dalam hidup ini kita dihadapkan pada suatu pilihan dimana kita harus menjauhinya. Orang lain pun sebenarnya sudah memberitahu akan dampak dan akibat dari jika melakukan. Namun karena dorongan nafsu, akhirnya jadi terjerumus dan melakukan hal terlarang itu”
“Kadang dalam hidup ini kita dihadapkan pada suatu pilihan dimana kita harus menjauhinya. Orang lain pun sebenarnya sudah memberitahu akan dampak dan akibat dari jika melakukan. Namun karena dorongan nafsu, akhirnya jadi terjerumus dan melakukan hal terlarang itu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar